Tradisi lisan adalah cerita dan non cerita yang dituturkan secara
langsung oleh nenek moyang suku Dayak secara turun temurun. Tradisi
lisan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat Dayak, sebab dari
tradisi lisan inilah dapat diketahui pemikiran, sikap, dan perilaku
masyarakat Dayak. Selain itu dalam tradisi lisan ini mengandung
filsafat, etika, moral, estetika, sejarah, seperangkat aturan adat,
ajaran-ajaran agama asli Dayak, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, serta hiburan rakyat. Bagi suku Dayak tradisi lisan menghubungkan
generasi masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang.
Kelompok Cerita:
1. Singara
Singara adalah cerita rakyat biasa yang berhubungan dengan situasi
kehidupan di masyarakat. Cerita itu berupa cerita jenaka, cerita
pelipulara, cerita binatang, dan cerita kasih sayang. Cerita jenaka
misalnya cerita tentang Pak Ali-ali yang sangat kocak membuat tawa bagi
yang mendengarkannya.Berikut ini contoh cerita Pa Ali-ali sedang mencari
ikan sungai dengan bubu.
“Dimusim hujan ketika air sedang pasang,
Pak ali-ali yang pemalas disuruh istrinya mencari ikan dengan
menggunakan bubu. Awalnya Dia merasa enggan, tapi karena istrinya sering
merengek-rengek akhirnya pak Ali-ali mengikuti keinginan istrinya.
Malam ia mulai memasang bubu. Pagi harinya ketika diangkat, tak satupun
ikan yang ia peroleh. Ia pun membawa bubunya kerumah dan melaporkannya
ke pada istrinya. Istrinya marah-marah dan berkata : “ Dasar bodoooh kao
Pak ali-ali, seko’ saluakng buta’ pun kao na’ namu. Dah…..kao gago’ agi
ikatn ka’ sunge” Sambil menghukum Pak Ali-ali tidak diberi makan.
Terpukul oleh kata-kata istrinya “sekok saluakng buta’ pun na’ namu”
akhirnya ia pun pasang bubu lagi. Kali ini ia dapat ikan penuh satu
bubu. Tapi begitu dicek satu persatu tidak satu seluangpun yang buta.
Akhirnya semua ikan seluang dan ikan yang lain dilepaskannya lagi ke
sungai. Iapun pulang dan melaporkan bahwa ikan yang didapatnya sudah
dibuang ke’ sungai semua, karena tidak ada yang buta”.
2. Gesah
Gesah adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan atau agama
lama suku Dayak, sosok kepahlawanan, asal usul benda/ kehidupan manusia.
Contoh gesah misalnya tentang Ne’ Baruakng Kulup dengan asal usul padi
turun ke dunia. Gesah Ria Sinir yang terkenal dengan keberanian dan
kesaktiannya. Gesah Pak Kasih yang berjuang merebut kemerdekaan.
3. Osolatn.
Osolath adalah kisah asal usul keturunan suatu suku, atau keluarga.
Contoh Osolatn dapat dilihat pada asal usul kehidupan manusia di bumi
menurut kepercayaan Dayak Kanayatn.
“Pada mulanya, pada perkawinan kosmis di
Pusat Ai’ Pauh Janggi kemudian tercipta Kulikng Langit dua Putar Tanah
(Kubah langit dan Kubah bumi), yaitu Sino Nyandong dan Sino Nyoba
memperanakan Si Nyati Anak Balo Bulatn Tapancar Anak Mataari (Nyati
Putri Bulan dan Putra Matahari). Memperanakan Iro-iro man Angin-angin (
Kacau Balau dan Badai), memperanakan Uang-uang man Gantong Tali (udara
mengawang dan Embun menggantung), memperanakan Tukang Nange man Malaekat
(Pandai Besi dan Bidadari), memperanakan Sumarakng Ai’ man Sumarakng
Sunge (segala air dan segala sungai), memperanakan Tunggur Batukng man
Mara Puhutn (Bambu dan Pepohonan) memperanakan Antuyut man Marujut
(Akar-akaran dan Umbi-umbian) memperanakan Popo’ man Rusuk (Kesejukan
Lumpur dan Tulang Iga).
Kesejukan Lumpur adalah perempuan dan
tulang iga adalah laki-laki. Selanjutnya Popo’ man Rusuk Memperanakan
Anteber dan Guleber. Anteber dan Guleber inilah yang dipercaya sebagai
nenek moyang Dayak Kanayatn. Setelah menjadi manusia, selanjutnya,
Anterber dan Guleber melahirkan anak-anaknya dan kemudian dalam waktu
cukup lama melahirkan anak cucu, sehingga dengan demikian, semakin
banyaklah anak manusia di bumi”.
4. Batimang
Batimang adalah kegiatan yang bersifat hiburan atau pelipur hati
atau bujukan oleh para orang tua untuk anak-anak. Batimang dilakukan
pada saat senggang atau saat mau tidur. Batimang dapat dilakukan pada
ungkapan pepatah, pantun atau lagu. Berikut ini contoh pepatah:
1. Abeh gi ka’ bahu, lajak udah bajalatn. Maksudnya Ia masih merencanakan sesuatu tapi rencananya sudah disebarluaskan.
2. Jantek siku siku tulakng takar. Maksudnya Perbuatan yang serba salah.
Batimang dalam bentuk lagu dapat dilihat dari syair batimang padi berikut ini:
Talinsikng papatn inge, tangilikng ka’ surambi
Nek Gasikng turutn pene, bakulilikng tangah sami’
Ansuit dalapm langko, nyingkubakng tongkoktn tanga’
Ne’ Ulit-ulit nyaru’ leko, Nek Baruakng maba pangka’
Nyingkubakng tongkotn tanga’, bakoro nangah sare
Nek Baruakng maba pangka’, baleko tangah pante
Bakoro nangah sare, tarad pulo bantatn
Baleko tangah pante, pangka’ tangah laman
Tarada pulo bantatn, barapi oncok limo
Pangka’ tangah laman, padi turutn ka talino
Barapi oncok limo, angkala’ pamumpunan
Padi turutn ka talino, pangka’ bakaturunan
Angkala’ pamumpunan, bajantok ka’ talidi
Pangka’ ba katurunan, Nek Tingkakok batimang padi
Bajantok ka talidi, satangkakng tama bubu
Nek Tingkakok batimang padi, padi atakng lalu baribu
Satangkakng tama’ bubu, baui raba pango’
Padi atakng lalu baribu, ia tama dalapm dango
Baui raba pongo, satangkakng batakng munukng
Padi tama’ dalapm dango, lalu atakng da’ Nek Untukng
Satangkakng batakng munukng, kandis bunga lada
Atakng da Nek Untukng, minta tulis ka Jubata
Kandis bunga lada, mampak kayunya raya
Minta’ tulis ka jubata, ia baranak menjadi raya
Karake’ ada sakojek, bajuntukng pucuk sangkuakng
Minta tele’ ka Nek Sijaek, minta unsur ka Nek Baruakng
5. Pantutn
Pantutn atau pantun merupakan cerita yang berisi nasihat,
peringatan, dan kasih sayang. Pantun terdiri dari empat baris bersajak
ab-ab, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sampirannya menarik karena
kata-katanya berasal dari lingkungan kehidupan. Pantun banyak
dipraktekkan dalam kesenian jonggan, berkomunikasi di mototn dan menoreh
getah. Tokoh pantun yang terkenal media elektronik yang berasal dari
Desa Rees adalah Pak Namben dijuluki si raja Pantun. Berikut ini salah
satu pantun hasil karyanya:
Tuhan dan Manusia
Beli gulamerah susah bawa galah
Ke sebuah lahan nabur palawija
Lagi muda gagah, Sudah tua lemah
Begitulah Tuhan mengatur manusia
Mahasiswa Tirakatan boleh jajan
Bahan gula sediakan niranya
Manusia diciptakan oleh Tuhan
Jangan lupa muliakan namaNya
Rupanya teman ngajak bergegas
Tunduk sembunyi rasa ditekan
Kuasa Tuhan tidak terbatas
Mahluk dan bumi Ia ciptakan
Agar menarik dan merdu didengar, pantun juga dapat dinyanyikan saat
melakukan pesta adat , atau upacara syukuran lainnya. Biasanya pantun
dinyanyikan pada jenis kesenian jonggan yaitu musik tradisional Dayak
Kanayatn menggunakan gong, dau, duma, dan suling. Lagu-lagu yang sering
dinyanyikan adalah Kayu ara, Kambang bapanggel, dan ma’inang serta
banyak lagi lagu yang lain. Lagu-lagu itu merupakan lagu legendaris
Dayak Kanayatn yang sangat digemari oleh semua kalangan baik tua maupun
muda. Saat ini lagu-lagu itu dimodifikasi kedalam musik moderen.
6. Sungkaatn
Cerita dalam bentuk perumpamaan/pepatah disebut dengan sungkaatn.
Perumpamaan atau pepatah yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar
tentang peringatan,penjelasan atau nasehat. Biasanya kata - kata yang
digunakan adalah bahasa formal adat. Berikut ini adalah contoh
sungkaatn.
1. Saenek-enek udas, paling ina’ tupe jejek ka’ dalapmnya. Maksudnya
pada sebuah komunitas paling tidak satu orang menjadi pemimpinnya.
2. Suka mani’ ka’ Daya maksudnya sesorang yang selalu mengaku dirinya
lebih hebat dari yang lain. Kebalikan dari pepatah ini adalah Suka mani
ka’ ilir yang maknanya seseorang selalu merendahkan dirinya meskipun ia
sesorang pemimpin.
7. Salong
Salong adalah cerita dalam bentuk sindiran atau ejekan terhadap
suatu kebiasaan, atau perilaku yang kurang baik di masyarakat. Salong
berusaha memperbaiki Sifat,perilaku, dan perbuatan yang tidak sesuai
dengan adat atau kebiasaan yang berlaku umum. Contoh salong adalah
sebagai berikut :
1). Sayang istri, dipukul
Sayang ke anak di tinggalkan ; maksudnya bekerja keraslah mencari nafkah untuk anak istri.
2). Ujatna’ abut koa ; maksudnya salong untuk anak yang menangis.
3). Angus padakng dinunu ; maksudnya kebohongan yang disampaikan dipercaya pendengar.
4). Katungo ka’ jauh katele’atn, Babotn ka’ samaknya nana’ ia tele’’ :
Maksudnya kesalahan orang orang dibesar-besarkan, kesalahan sendiri
ditutupi.
Kelompok Non Cerita
1. Sampore’
Sampore dilakukan dalam kehidupan sesorang yang berhubungan dengan
rehablitasi hubungan yang pernah cacat. Sampore dilakukan dalam acara
lenggang, liatn, dendo, bapipis, batampukng tawar, dan babuis (karena
badi atau jukat)/
2. Lala’
Lala’ adalah pantangan bagi masyarakat Dayak Kanayatn dalam
melakukan sesuatu baik itu pantang makan, melakukan sesuatu, dan
mengucapkan kata - kata. Masa pantang bisa tiga hari, tujuh hari, 44
hari, dan seumur hidup diatur dalam tradisi masyarakat setempat. Tujuan
lala’ adalah agar setiap anggota masyarakat terhindar dari bahaya,
kekuatan meningkat, atau terkabulnya niat dalam pekerjaan.
3. Tanung.
Tanung merupakan tradisi masyarakat dalam menentukan jenis kegiatan
misalnya membangun rumah, menetapkan mototn, mancari jalan terbaik
dalam situasi gawat/perang. Upacara batanung akan memberikam suatu
keyakinan tentang jenis kegiatan yang dapat dilakukan kemudian. Jenis
tanung adalah tang ai’, tanung tali, tanung karake’, tanung sarakng
pinang, dan tanung dapa’ layakng.
4. Baremah
Baremah adalah permohonan penutup atau ucapan syukur atas hasil
pekerjaan, seperti pada baroah, babalak, muang rasi, bapipis, basingangi
(niat). Kegiatan ini lebih bersifat pribadi atau bagian upacara
keluarga.
5. Renyah
Renyah adalah bahasa dayak kanayatn dalam menyebutkan lagu atau
nyanyian. Isi nyanyian berupa pantun yang sangat digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat dalam berkasih sayang, saling sindir, atau oleh orang
tua menyampaikan pesan kepada anaknya. Renyah biasanya dilakukan pada
saat ke mototn atau ke hutan.
6. Bacece’
Bacece adalah berunding di antara para tokoh, sanak keluarga, dan
kerabat sekampung mengenai budi, hutang, atau hal lainnya dari orang
tua/kepala keluarga/tokoh adat/tokoh masyarakat yang sudah meninggal
dunia. Perundingan yang dipimpin oleh pemuka adat biasanya menghasilkan
kesepakatan mengenai kejelasan dan tindakan yang dapat diambil bilamana
perlu. Tujuannya agar arwah orang yang meninggal dapat lebih baik dan
aman di surga, dan keluarga yang ditinggalkan dapat lebih tenang dan
rukun.
7. Pangka’
Upacara adat pangka adalah upacara adat untuk memperingati Ne’
Baruakng Kulup merunkan padi ke dunia.Upacara ini biasanya dilakukan
sebelum patahunan (masa ba mototn). Sebelum Upacara adat yang dipimpin
oleh temenggung ini dilaksanakan , terlebih dahulu melakukan sembahyang
bersama di panyugu setelah itu pangka’ gasing dimulai.
8. Mura’atn
Muraa’atn adalah berdoa agar sesorang tidak ditimpa mala petaka. Tradisi ini sifatnya pribadi perorangan.
9. Liatn
Liatn adalah upacara adat Dayak Kanayatn dalam bentuk magis dan
sakral. Ditampailkan dalam bentuk tarian, doa, dan prosa berirama.
Tujuan liatn adalah untuk pengobatan, membayar niat, dan lain-lain.
Liatn dipimpin langsung oleh seorang dukun ahli liatn dan dibantu oleh
seorang panyampakng serta beberapa panyangahatn. Jenis liatn berdasarkan
pemampilannya adalah liatn daniang, liatn nyande, liatn bantal, dan
liatn kanayatn. Perbedaan jenis liatn itu didasarkan pada irama serta
kata-kata yang digunakan. Tiap jenis mempunyai tokoh tersendiri,
misalnya liatan danian adengan tokoh Ne’ Sinede, dan Ne’ Lampede.
Sedangkan pembagian jenis lian menurut tujuannya adalah liatn batama
bohol, liatn ngaladak buntikng, liatn badingin, dan liatn ngangkat
paridup. Misalnya liatn batama bohol bertujuan untuk memberi anak,
sedaangkan liatn ngangkat paridup untuk memperbaiki patahunan yang
gagal. Kegiatan upacara dalam liatn antara lain adalah nyangahatn dalam
rumah, ngantar roba, ka’ ayutn, baramauan ngamok jalu, ka’ bawakng,
bajampi, ka’ Jubata masaka, nyangahatn ngago’ sumangat, notor (memberi
makan iblis jahat), ka’ dango bonto, ngalainse, ngungke, ka’ paramainan,
dan baripakng. Waktu pelaksanaan antara lain sehari semalam, tiga hari
tiga malam.Nilai seni tari dan lagu dalam liatn ini sangat menonjol yang
diiringi alat-alat musik agukng, dau, dan tuma’ (gendang)
10. Mulo
Mulo adalah adat mengucilkan seseorang yang melakukan kesalahan berat kepada masyarakat adat Dayak.
11. Gawe
Gawe adalah upacara ucapan syukur. Gawe juga dilakukan untuk
memulai kehidupan baru. Contoh gawe adalah gawe padi, gawe balak, dan
gawe panganten.
12. Totokng
Upacara adat besar penerimaan kepala manusia hasil bakayo tempo
dulu. Karena dalam pelaksanaannya menyangkut kehidupan dan hubungannya
dengan lingkungan sehingga upacara nyangahatn dilakukan di setiap tempat
kegiatan orang Dayak, misalnya di Panyugu, Panamukng (bukit/hutan
rimba), Pasiyangan (tempat keramat asal usul nenek moyang beserta
sejarahnya), sunge, tanga’ rumah, di atas pante, dan di dalam rumah.
Semua tempat harus didatangi sebab kalau tidak kampung akan terkena
bencana atau jukat. Totokng dipimpin oleh imam.
Saat ini upacara totokng jarang
dilakukan, selain biayanya besar, upacaranya juga harus sesuai dari asal
usul keluarga pengayau dan dari keturunan cerdik pandai adat. Selain
itu ada kekawatiran terkena jukat.Sesuai denga tujuannya, totokng dibuat
untuk penamaan pantak (topeng) guna menemukan asal usul suatu
keturunan. Ada tiga tokoh Dayak yang dulu pembawa totokng yaitu: Bunsu,
maniamas, dan Ure Nyabukng.
13. Nyangahatn
Bagian upacara dalam bentuk doa dalam adat dayak adalah nyangahatn.
Upacara adat ini banyak digunakan dalam peristiwa adat seperti liatn,
lala’remah, gawe, sampore’, dan mato’. Nyangahatn juga dilakukan saat
bercerita sejarah kejadian asal usul. Tujuannya mengucap syukur mohon
bimbingan dan perlindungan atau pemberitahuan kepada Jubata, Ne’
Panampa, Ne’ Daniang, terhadap kegiatan dalam bekerja. Nyangahatn
dilengkapi dengan palantar (persembahan).
14. Dendo atau Lenggang
Bentuk upacara ini bukan berasl dari asli Kanayatn. Upacara ini
dilakukan pada saat membayar niat. Kegiatan ini mirip dengan liatn
tetapi dengan variasi dari luar yaitu melayu dan cina
( sumber: Buku Tentang Adat Suku Dayak Bukit / kanayatn )
Sabtu, 15 Oktober 2011
Tentang Suku Dayak Bukit
02.43
YOSEP SUDARSONO PUNYA
No comments
0 komentar:
Posting Komentar